Genji Kensleinch
Ketika lonceng malam berdentum tiga kali, di ujung barat kota, tempat reruntuhan istana tak lagi dijaga tentara; aku bangun. Sudah waktunya aku berbicara dengan sunyi. Sudah waktunya aku menyapa diriku yang tak lagi kuingat. Adapun dahulu kala, di tempat yang tak dimaktubkan dalam peta, aku dilahirkan dari silsilah yang terlalu rumit untuk dibaca. Namaku Genji Kensleinch, pewaris gelar yang kini hanya mengisi catatan kelurahan dan sebutir cap dalam buku warisan. Aku tak lagi tahu, apakah aku putra atau sekadar hantu dalam parade bangsawan yang terhapus dari sistem data negara. Aku ingin bilang kalau... Struktur keluargaku telah hancur pasca perang nuklir... Ya! Sudah lama, maka sekarang sebagai sisanya: dihiasi gemerlap perjanjian dagang, perjamuan antar-militer, dan siaran langsung yang menyamarkan kehancuran sebagai statistik. Hasilnya, kotaku sekarang dijatuhi lebih banyak kebijakan daripada peluru. Mungkin, ya, karena ingin menghindari pemberontakan seperti itu? Jadinya aturan lebi...