Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2025

Genji Kensleinch

Ketika lonceng malam berdentum tiga kali, di ujung barat kota, tempat reruntuhan istana tak lagi dijaga tentara; aku bangun. Sudah waktunya aku berbicara dengan sunyi. Sudah waktunya aku menyapa diriku yang tak lagi kuingat. Adapun dahulu kala, di tempat yang tak dimaktubkan dalam peta, aku dilahirkan dari silsilah yang terlalu rumit untuk dibaca. Namaku Genji Kensleinch, pewaris gelar yang kini hanya mengisi catatan kelurahan dan sebutir cap dalam buku warisan. Aku tak lagi tahu, apakah aku putra atau sekadar hantu dalam parade bangsawan yang terhapus dari sistem data negara. Aku ingin bilang kalau... Struktur keluargaku telah hancur pasca perang nuklir... Ya! Sudah lama, maka sekarang sebagai sisanya: dihiasi gemerlap perjanjian dagang, perjamuan antar-militer, dan siaran langsung yang menyamarkan kehancuran sebagai statistik. Hasilnya, kotaku sekarang dijatuhi lebih banyak kebijakan daripada peluru. Mungkin, ya, karena ingin menghindari pemberontakan seperti itu? Jadinya aturan lebi...

Asterlayna Raespati

Maka terbangunlah fajar di atas pucuk menara jade, dan burung-burung perak berkicau mungkinkah untukku? Asterlayna Raespati, putri dari takhta yang sunyi, bunga dari pohon yang tidak berbuah. Begitulah namaku diguratkan di atas batu giok dan ditatah pada lonceng kerajaan. Tapi siapa yang tahu, bahwa nama itu pun terukir karena aku? Tak punya siapa-siapa selain diriku... Di halaman dalam, dayang menyiapkan teh dari bunga mei yang dipetik saat embun pertama jatuh. Terkadang aku bertanya, aku berempati kepada mereka, seberapa banyak rakyatku yang tidak bisa menikmati teh ini? Mereka tidak seperti diriku. Entah apa yang bisa aku lakukan selain merintih dalam diam. Sungguh aku yakin, wahai tuan dan nona, harga ikan di pasar selalu naik tiap bulannya. Tidakkah kamu juga merasakannya? Dan di antara semuanya, keringat mereka yang bekerja, rasanya ikut menggantung di antara garam dan asin pada dagingnya.  Ataukah mereka? Sedang digrosir hanya untuk mengukir takhtaku selama ini? Aku tidak sa...