Tercekik

Aku tercekik
Menunggu penantian agar ada yang memekik
Pekik kebebasan untukku
Agar aku memiliki kebebasan untuk didengar
Di tengah hujan yang lebat
Lantas siapa yang akan mendengarkanku?

Aku berbicara pada jiwa di malam sepi
Ia sedang mendengarku
"Hamba tau yang ente butuhkan," ujarnya
Tapi aku menggeleng
Biarkan saja seseorang yang menebak
Tanpa bapak tua yang menebak

Akankah dirimu mengetahui apa yang aku butuhkan?
Aku melihat orang lain
Orang lain yang sedang mendapatkan turbulensi
Turbulensi atas keberuntungan
Aku menyebutnya sebagai "kursi divisi"
Yang memecah rasa sakit

Dan pun ketika kau hidup sendirian
Tanpa ada guncangan lantas turbulensi
Akankah dirimu merasakan kenikmatan
Sensasi yang membakar benak
Aku tidak yakin
Dirimu haus akan kasih

Kasih, kasih, kasih
Isak, isak, isak
Sakit, sakit, sakit

Kau sudah terbelenggu 
Terbuai oleh emosi
Terbuai karena aspek politis
Anak muda! Jangan gampang terbuai!
Dimanja adalah kenikmatan paling dahsyat lantas siapa yang menolak

Sedang merebut kursi divisi
Agar dapat memecah 
Segala macam jenis kekuasaan
Itu yang kau inginkan? Haa!
Aku pengin punya wilayah
Kau juga pengin!

Jangan biarkan kemunafikan jadi ambalan
Tapi mana bisa kan dirimu hidup di masa depan
Masa yang banyak kebohongan (katanya)
Banyak godaan (katanya)
Iblisnya ada di bumi, bung!
Aku pengin punya duit!

- 23 Juli

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Asterlayna Raespati

AYHNER VON EINAR.

Obituari Argo Ericko Achfandi Lewat Pandangan Dewi Justitia