Ah, Payah

Di manakah harus kulampiaskan ambisiku
Di manakah tempat aku bisa membuat seseorang
Merasa puas
Merasa puas atas yang telah kulakukan

Ah, mati
Mati, mati, mati, mati
Lihatlah, hal yang kulakukan belum bermakna
Masih menjadi kata-kata
Lantas orang menindasku

Ah, aku bosan
Kan aku juga manusia
Manusia yang masih bisa merasa lelah
Iri dengkiku kepadamu
Kan kutunjukkan di atas Menara Big Ben
Senyampang mengobarkan bendera putih

Aku bukanlah orang yang disembah
Bukan orang yang memiliki banyak penggemar
Bukan orang yang didambakan
Apa kelebihanku?

Orang-orang menginjakku 
Sambil menyalakan obor
Mereka bersorak, "Saya lebih menyukai Tuan Ben,"
Aku sakit... 
Dadaku sesak...

Dengan kakiku yang terjahit aku meringis
Kepalaku lantas dipasangkan mahkota duri
Aku disorakinya, "Saya lebih menyukai Pak Ben, orasinya menginspirasi,"
Aku remuk... Aku goyah...

Jika aku memiliki banyak kuasa sepertimu
Pasti aku disembah
Andai saja
Tetapi akan tetap kukobarkan bendera putih ini
Agar aku merasakan hidup setidaknya
Menarilah!! Lantangkan jiwaku di layar teater!!

- 31 Oktober

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Asterlayna Raespati

AYHNER VON EINAR.

Obituari Argo Ericko Achfandi Lewat Pandangan Dewi Justitia