Bahkan Malaikat Sekalipun Menyesal
Amankan rohku dari uang
Amankan rohku dari petang
Sebab belenggu membuahkan piutang
Apa, bayar utang?
Kemarin 'ku bermimpi butuh uang
Bagaimana kabarmu?
Tolong pakai uang dingin!!
Sebab jika tirani itu melahap kau
'Ku seharusnya membiarkan kau
Ada anak belajar menghisap tembakau
Duduk, bersilang manis senyampang melihat engkau
Bergelut dengan lelaki seibo
Biarlah, kaki kau cocok menari dengan mereka
Namun ketika esok
Jika ada merah yang melamar kau
Biarkan aku yang mewakilkan
Suara kau
Sebab jika disandingkan dengan uang
Aku pun akan digembala
Maaf, aku lapar
Berpura-pura lugu
Aku adalah mawar yang kau takutkan
Rohku masih bertikai dengan uang
Beri aku uang
Atau negara ini yang menjadi tanggungan
Air dan asin
Mana yang benar?
Melihat tren ekonomi sembari menulis
Ku dengar manusia memang tidak punya adab
Kau pun sama
Berbicara tempo, malaikat bahkan
Membenci kau
Kuyakin malaikat di atas menyesal atas kehadiranmu
Kalah dibandingkan dengan bendera yang berkibar
Tiang semakin menjulang
Mencakar langit
Menyusun distopia tuk bertafakur
Tirai neraka
Terbuka lebar
Melihat adabmu
Hingga moralmu
Oh, malaikat yang adil
Biarkan aku yang menghakimi
Jika benar memang
Biarkan aku menggenapkan seluruh dunia
Hingga akhirat kelak
Di hati, di sisi kau, di musim panas sekalipun
- 17 November
Komentar
Posting Komentar