Kita Tunggu Waktu
Di masa kini melihatmu
Telah banyak yang berubah
Menatapi nasib
Oh, kuingat ini salahku
Terlalu banyak menuturkan pilu
Membuatmu ngilu
Perlahan hal yang membuatmu tertarik
Jadi campah
Habis manis, sepah
Dibuang saja...
Langit menatap marah
Sebentar lagi menyambarkan petir
Melihat mebodohanku, ya ampun...
Aku masih berargumen
Tapi di matanya aku yang salah
Maaf, aku yang tempramen
Lagi, berargumen...
Aku yang dramatis
Terlalu romantisasi
Semua 'kan runtuh
Kita tunggu waktu saja
Kita punya bom peledak
Kita harus tunggu waktu
Siarkan anganmu di televisi
Maaf aku bukan wanita yang ada dalam anganmu
Aku hanya dapat menggenggam bolpoin
Sambil menulis sajak untukmu
Kita tunggu waktu saja
Aku yang mundur
Kau yang memutus
Dia yang menang
Atau aku yang melakukan radikalisme-evolusioner
Sudahlah, akui saja
Aku ini memang belum usai dengan diriku
Permohonan maafku belum bisa menggapaimu
Apa yang telah ia lakukan
Aku ingin tau
Kita tunggu waktu, lagi
Badanku koyak-moyak
Maaf, tidak mampu bermain badminton
Tanganku rengkoh
Kita ngontrak di bumi
Iblisnya pindah ke sini
Kepalaku sudah tegang, bung
Ditusuk paku
Ingin kukatakan
"Selamat ulang tahun kepada perasaanku yang telah mati"
Nanti saja...
Kita tunggu waktu...
Kita pasti 'kan bersatu...
- 10 November
Komentar
Posting Komentar