Sampaikan Pesanku Kepada Jin Biru

Masih pagi
Kubuka mataku
Melihat di depan ada se-sachet kopi
Ya sudah, kuseduh
Karena tidak suka hangat, kugunakan balok es

Kubuka handphone-ku
Benda yang katanya adalah iblis yang menyamar
Ya sudah, kuhidupkan
Kulihat, katanya dapat membuat orang jadi candu
Namun apa,
Kulihat justru api yang menjelma menjadi darah

Di sebelah Jakarta
Dibalut luka
Beberapa yang mendesak
Mencoba untuk meruntuhkan teritorialku
Kucoba diam
Namun apa, aku dilengserkan

Dari deruh itu didentumkan gusar
Pasal listrik,
Pasal ekonomi,
Pasal busung lapar,
Pasal obat,
Oh, Tuhan bawalah aku lari

Ketika listrikmu terbayar,
Kau senang
Melompat
Menari
Menyembah berhala
Menyembah uang

Oh, pengangguran
Meminta uang
Uang disembah dan dipinta
Janjimu tak nyata
Apa? Bayar utang?
Persetan!

Lihat dirimu
Aku membencimu
Bunuh anganmu!
Duduk manis, tidur, menguap
Aku benci suaramu menguap
Jaga moralmu, bajingan!

Teruslah rangkai bayangan dengan wanita itu
Jadi seberapa tinggi harga dirimu
Jangan berlagak berdasi
Kau serigala berbulu domba!
Tidak ada bedanya dengan lintah darat

(Sayangnya aku tak religius)
(Aku ingin minta satu pesan,)
(Jika memang astral nyata)
(Sampaikan pesanku,)
(Kuingin kau tiada...)

(Aku kesal... Kau adalah bajingan... Hatiku sudah bergerak. Lagipula, tolong sampaikan pesanku kepada jin biru, Pak, aku kesal...)

- 5 Desember




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Asterlayna Raespati

AYHNER VON EINAR.

Obituari Argo Ericko Achfandi Lewat Pandangan Dewi Justitia