Hei, Wanita,

Rusaknya rasa damai dan cinta
Bersinar senapan menembak pelita
Mengandaskan binar keseimbangan dengan aturan lisensi adi busana
Keadilan telah dibutakan 
Apa itu diskriminasi

Kini kami berbicara pada jiwa yang kandas
Sekarang apa arti jiwa perempuan?
Mohon, mohon jelaskan kami mengenai semua ini?
Banyak tahun dilalui oleh wanita yang tercekik
Keseimbangan yang pelik
Membutuhkan meriam keadilan untuk dipekik

Tolong kami, perempuan bukanlah jiwa yang hanya dapat merias wajah sembari memasang manik, 
Melainkan hadirnya ia di dunia, adalah untuk meneruskan peran sosial yang ada,
Hak-hak yang kandas segera terlalui
Keadilan mana yang ingin kau kelabui
Era demi era kini telah dilalui

Sekarang, sudah, sudah, sudah terjelaskan semua ini 
Terbitlah sosok wanita yang membuka jalan bagi wanita yang terhimpit
Habis Gelap Terbitlah Terang... Itulah... Ciri khas wanita itu,

Ia berkorban tanpa mengungkit
Untuk semua tanpa terkecuali
Demi keseimbangan yang abadi 
Kami sudah merasakan kontribusi sosok itu

Wanita yang tak sekedar merias wajah di depan kaca lebar
Melainkan mempertahankan banyak keadilan
Hierarkis yang dibutakan patriarki sekarang telah menyukar 

Hari telah bergelora
Sekarang, ayo hebuskan, hei wanita! Kau telah bebas menghirup udara
Buang sistem hierarkis yang kacau
Sebab, tanpa cerewetnya engkau gubuk lusuh tak'kan berkilau 

Malam telah genap
Kini terang yang gemerlap
Kebebasan dan hak-hak ini telah meluap
Tak'kan ada yang lebih melegakan kecuali ketidakadilan yang telah dibalap

Lantangkan keseimbangan...

- 13 April, Hey, Wanita,.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Asterlayna Raespati

AYHNER VON EINAR.

Obituari Argo Ericko Achfandi Lewat Pandangan Dewi Justitia