Hidup yang Pekik atau Pelik?
Perlahan usai di kala api padam
Mengalah untuk menginap hingga esok hari
Hingga tinta ini tercetus
Kuberharap Tuhan tak mengamuk lantas meletus
Nihil maknanya
Hampa surganya
Apakah Tuhan masih dapat berkehendak di kala hidupmu tak lagi berarti?
Kendatipun mobilmu terkesiap hingga bersih tak'kan menyatukan bumi yang menganga. Langit jingga menatap marah hingga awan, balon, gelembung membumbung tinggi. Mata-mata letih membeliak hingga iblis terbelalak.
Cinta dan harapan meletus
Nihil hatinya
Hampa cintanya
Memikirkan cakrawala yang tak lagi berarti
Apa yang sebenarnya kaucari?
Di kala samudra menutup palang
Gemetar ragamu tercekik jiwamu dalam palung
Di mana hidupku dipekik?
Atau justru pelik?
3 Mei. []
Komentar
Posting Komentar